Perkembangan Islam masa Khulafa ar-Rasyidin
Bab 1
Pendahuluan
Kota Mekkah sudah takluk ditangan kaum muslimin maka berakhir pula
penyembahan terhadap berhala yang berpuluh-puluh tahun lamanya praktek
kesesatan itu dilaksakan, dan sejak nur kebenaran mulai menderang di
tanah Mekkah dengan diutusnya seorang Rasul dari kalangan mereka, yaitu
dari bani hasyim yang bernama sayyidina Muhammad SAW yang terkenal
dengan sebutan Al-Amin[1].
Akan tetapi ketika beliau mendapat wahyu untuk menyampaikan risalahnya
beliau dan pengikutnya diperangi dan diusir maka Allah memerintahkan
untuk hijrah ke Yatsrib,[2]
dan beliau menetap disana salama +-10 tahun hingga akhir hayat-Nya .
Yang pada akhirnya kota Mekkah bisa direbut kembali pada peristiwa
Fathul Mekkah ( pembukaan kota mekkah ) yang dipimpin langsung oleh
Rasulullah SAW. Dari peristiwa tersebut banyak suku-suku dari kalangan
jazirah arab mulai berduyun-duyun menyatakan ke Islamannya.Pada bulan itu juga Rasulullah SAW melaksanakan Haji, yang lebih dikenal dengan sebutan hajjatul-wada’ ( haji perpisahan )[3], setelah itu beliau kembali ke Madinah, kira-kira 3 bulan setelah itu, pada bulan shafar beliau mulai merasakan sakit, dan meminta izin kepada istri-istri-Nya untuk berada di rumah salah satu istri-Nya yang bernama Aisyah ra, dengan tulus ikhlas semuanya member izin, bertepatan pada hari senin 12 Rabiul Awwal 11 H[4] / 8 juni 632[5] M, beliau wafat.
Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan tidak akan ada lagi yang menggantikan risalahnya[6]. Para sahabat mulai risau dan gelisah, dalam benak mereka timbul suatu pertanyaan siapa yang akan menjadi pengganti-Nya disini bukan pengganti risalah-Nya tetapi pengganti imamah-Nya.[7]
Dan dikalangan para ulama, dan sejarawan, ada istilah Khulafaur-Rasyidin yang artinya ( pengganti-pengganti yang mendapat petunjuk ) setiap khalifah itu senantiasa berkedudukan sabagai pimpinan dalam Islam, lambat laun timbul pengertian baru bagi sebutan tersebut yaitu penguasa ( vice-gerent ) tetapi pengertian yag baru itu bukan panggilan yang asli[8].
Dan yang menggantikan Rasulullah SAW pertama kali adalah Abu Bakar As-Shiddiq ra walaupun terjadi perdebatan sengit antara kalangan Muhajirin dan Anshar yang diantara keduanya salimg mengklaim bahwa yang pantas menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW ialah dari golongan mereka, pada akhirnya musyawarah mufakat menghendaki Abu Bakar ra yang terpilih menjadi pengganti Rasulullah SAW.
Kata khulafa’dan Ar-Rasyidin bermakna jama’ / banyak, berarti bukan Abu Bakar ra saja yang menjadi Khulafaur-Rasyidin tersebut , melainkan diantaranya :
- Abu Bakar ra. ( 11-13 H / 632-634 M )
- Umar bin Khattab ra. ( 13-23 H / 634-644 M )
- Usman bin Affan ra. ( 23-35 H / 644-655 M )
- Ali bin Abi Thalib ra. ( 35-41 H / 655-661 M )
Dan dalam makalah ini , insya Allah akan dikupas tentang perjalanan roda pemerintahannya, sarta jasa-jasanya terhadap Agama Islam, walaupun tidak seluruhnya tertuang dalam makalah ini, tetapi sudah mewakili riwayat kehidupan masing-masing khalifah tersebut, dari masa sebelum menjadi khalifah hingga wafatnya, karena pembahasan pokok dalam makalah ini ialah perkembangan islam masa Khulafaur-Rasyidin.
Bab 2
Perkembangan Islam masa Khulafaur-Rasyidin
- Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq ra. ( 11-13 H / 632-634 M )
Ketika Rasulullah wafat kalangan Anshar mengadakan pertemuan di bani Saidah bermusyawarah untuk menggantikan kedudukan Imamah-Nya berita itu secepat kilat terdengar oleh kalangan Muhajirin , mendengar berita itu kaum Muhajirin beramai-ramai untuk pergi ke persidangan tersebut, tetapi dicegah oleh Abu Bakar, setelah berunding maka yang pergi sebagai delegasi dari Muhajirin yaitu : Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra, Abu Ubaidah bin Jarrah ra.
Setelah keduanya bertemu ( delegasi Muhajirin dan Anshar ) terjaadi perdebatan sengit antara keduanya, mereka saling mengklaim bahwa yang berhak menjadi pengganti Rasulullah, adalah dari golongan mereka sendiri, dengan pertimbangan yang matang Abu Bakar ra yang terpilih sebagai Khalifah Rasulullah.
Setelah kaum muslimin membaiat Abu Bakar ra sebagai khalifah kecuali Ali bin Abi Thalib ra beserta keluarga Hasyimi dan Zubair bin Awwam ra yang belum melakukan baiat terhadap Abu Bakar ra dan membaiat 6 bulan setelah wafat-Nya Fathimah binti Rasulullah SAW.[11]
- Peperanagn terhadap kaum riddat ( pemurtad )
Abu bakar tidak menyangkal prinsip tersebut, memang didalam Islam tidak ada paksaan, orang- orang bebas menerima atau menolak Islam sekehendak mereka, Khalifah bependapat bahwa ketika mereka sudah masuk ( agama Islam ) beliau menegaskan mereka berada dalam ( agamg Islam ) selamanya dan juga beliau menaggapi krisis dengan mendeglarasikan diri itu sebagai penghianatan. Sebagai tanggapan krisis politik Abu Bakar ra adalah sebuah prinsip agama yang membayangi Islam hingga hari ini, menyamakan pemurtadan adalah sebuah penghianatan.[12] Ini kutipan dari Tamim Anshari.
Kemunculan riddat itu bermula dengan kemunculan tiga tokoh yang menyatakan Nabi yaitu : Musailamah Al-Kadzab, Thulaihah bin Khuwailid, dan Al-Aswad Al-Insa, dengan adanya tokoh tersebut, banyak murtadin bergabung dengan mereka untuk menghadapi kaum muslimin untuk menguasai tanah Arab. Memang ketika Fathul Mekkah banyak dari suku-suku jazirah arab menyatakan ke Islamannya, akan tetapi ke Islamaanya belum sepenuhnya matang dalam sanubarinya, sehingga mereka banyak yang membelot.
Dengan banyaknya kaum riddat dan adanya statmen dari orang-orang yang enggan membayar zakat membuat khalifah khawatir, Islam yang dibangun oleh Nabi dengan kesempurnaan perundang-undangan dalam segala hal, kalau tidak cepat bertindak akan kembali kezaman jahiliah. Hingga Akhirnya Khalifah berunding dengan para sahabat dan memutuskan untuk memeranginya, dan peperangan tersebut kaum muslimin dapat meluluh lantakkan kaum riddat yang dipimpin oleh Khalid bin Walid ra. Setelah kondisi tersebut terkendali dengan kekalahannya kaum riddat, Khalifah mengutus sahabat kebeberapa daerah untuk menyebarkan dahwah islam.
- Pengiriman delegasi kebeberapa daerah.
- Kholid bin Walid ra, ke Iraq, menjelang penghujung bulan Rabiul Awwal tahun 12 H / 633 M itu menuju kedudukan kerajaan Hirah yang dibangun pada tahun 190 M dan ini dibawah penguasaan kerajaan persi, kerajaan Hirah bisa dilumpuhkan dibawah pimpinan Khalid bin Walid.[13]
- Amr bin Ash ra, tujuannya ke Bandar selanjutnya ke Palestina.
- Syarahbil bin Hasanain ra, ke benteng kota Tabuk, Yordania.
- Yazid bin Abi Sufyan ra ke Damaskus, Syiria selatan.
- Abu Ubaidah bin Jarrah ra ke benteng Homs Syiria utara ibu kota Antiokia.
Dan ketika pasukan muslimin dan pasukan Roma sudah di Yarmuk, dan berikhtiyar untuk membebaskan Syam ( palestina dan Syiria ) ada kabar dari Madinah bahwa Khalifah Abu Bakar ra telah wafat, 23 Jumadil Akhir tahun 13 H / 634 M.
- Masa pemerintahan Abu Bakar ra.
Dengan pemerintahan yang syura itulah dengan ijtihadnya yang kuat, Allah memberikan kemenangan kepadanya dalam membebaskan Iraq dan Syam. Kemudian setelah itu ia merintis pemerintah kesatuan di negri arab atas dasar permusyawaran dalam batas-batas perintah dan larangan Allah SWT[14].
Pada masanya juga ayat-ayat Al-Qur’an dibukukan menjadi satu, atas usulan sahabat Umar bin Khattab ra, dengan alasan karena banyak para khuffadz Al-Qur’an yang gugur dalam peperangan melawan kaum riddat di yamamah, dengan petunjuk Allah SWT sahabat Abu Bakar ra menyetujuinya.
- Kesimpulan pada masa pemerintahannya.
- Perang melawan pemurtadan.
- Pemerintahan Syura ( permusyawaratan ).
- Pengiriman panglima kebeberapa daerah.
- Perluasan wilayah, dan merintis kesatuaan politik Negri Arab setelah kesatuaan agama dapat diselesaikan.
- Dan pembukuan Al-Qur’an.
Bab 3
Khalifah Umar bin Khattab ra. ( 13-23 H / 634-644 M )
Sebelum masuk Islam sahabat Umar bin Khattab paling
keras memusuhi Islam, tetapi berubah keadaan pada suatu ketika adik
perempuannya yang bernama Fatimah dan suaminya membaca Al-Qur’an surat
Thoha beliau seakan tidak berdaya ketika mendengarkan apa yang dibacakan
oleh saudaranya itu, seketika itu juga ia bertanya keberadaan-Nya
Rasulullah SAW untuk menyatakan ke Islamannya ketika bertemu Rasul
beliau menyatakan masuk Islam.Dengan masuknya Umar bin Khattab ra, Islam semakin kuat karena ia sangat membela agama baru yang dianutnya, beliau terkenal adilnya. Ia juga sebagai penasihat, ketika masa Abu Bakar ra menjadi Khalifah.
Ketika Abu Bakar ra dalam keadaan sakitnya akan berakhir dengan kematian beliau selalu memikirkan tentang penggantinya dengan pertimbangan beliau memanggil beberapa sahabat tentang sahabat Umar bin Khattab ra, dan dengan ijtihatnya beliau menunjuk Umar bin Khattab ra sebagai penggantinya dan disetujui oleh para sahabat dan kaum muslimin umumnya, mereka mengatakan” sami’na wa’ato’na “.
Setelah Abu Bakar ra wafat pada hari senin 23 Jumadil Akhir 13 H / 22 Agustus 634 M, setelah itu tampuk kepemimpinan ( Khalifah ) digantikan oleh sahabat Umar bin Khattab ra, beliau dikenal dengan sebutan Amirul Mu’minin karena agar tidak ada pengulangan sebutan Khalifah khalifati Rasulullah SAW, oleh karena itu beliau menggunakan istilah Amirul Mu’minin.
Setelah beliau di baiat, tugas yang beliau lakukan adalah melanjutkan perluasan yang sudah dilakukan oleh Abu Bakar. Dan ketika itu pasukan umat Islam dalam keadaan darurat yang berada di Yarmuk untuk menghadapi tentara Romawi dibawah pimpinan Khalid bin Walid sebagai panglima besarnya. dengan mendapat pertolongan Allah SWT Islam berhasil mengalahkan tentara Romawi, walau jumlahnya tidak sebanding. Kemengan itu diberitahukan kepada Khalifah yang berada di Madinah, dengan kemenangan itu Umar bin Khattab ra melakukan Shalat dimasjid Nabawi bersyukur atas kemenangan umat Islam.
- Masa pemerintahan Umar bin Khattab ra.
Dengan kekuasaan Islam semakin luas, sahabat Umar bin Khattab ra, membentuk administrasi Negara karena kekuasaan yang baru, mau tidak mau harus mengangkat beberapa pembantu yang akan dapat mengatur segala kepentingan perorangan terpisah dari kepentingan Negara.
- Pengangkatan para hakim.
- Pembentukan ( dewan ) lembaga keuangan dan tunjangan.
Dewan bisa berarti tempat mencatat nama tokoh-tokoh militer dan mereka yang mendapat tunjangan, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan kata dewan dipakai untuk menyimpan arsip dan dokumentasi Negara, dan juga di pakai untuk tempat para petugas yang menangani arsi-arsip.
- Wafatnya Umar bin Khattab ra.
Ketika para sahabat melihat keadaan Khalifah Umar bin Khattab ra yang tidak memungkinkan lagi dan akan menemui kematian, maka para sahabat meminta agar menunjuk pengganti setelah beliau tiada, setelah musyawarah maka terbentuk majlis Syura yang di pimpin oleh Abdur Rahman bin Auf. Dan yang menjadi penggantinya ialah Usman bin Affan ra.
- Kesimpulan masa pemerintahan Umar bin Khattab ra.
- Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syiria, sebagian besar wilayah Persia’ dan Mesir.[17]
- Beliau yang membentuk administrasi pemerintahan menjadi delapan
wilayah propinsi: Mekkah Madinah, Syiria, Jazirah, Bashrah, Kufah,
Palestina dan Mesir.[18]
- c. Dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah.[19]
- Dan juga membebaskan Baitul Maqdis pada tahun 15 H / 637 M[20]
- e. Juga membentuk kepolisian dan pengadilan untuk memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif, dan juga mendirikan baitul mal, menempa mata uang, dan yang menciptakan tahun hijri. [21]
Bab 4
Khalifah Usman bin Affan ra. ( 23-35 H / 644-655 M )
Beliau termasuk sahabat yamg pertama masuk Islam yang biasa disebut
dengan Assabiqunal Awwalun. Dan beliau juga Salah satu menantu
Rasulullah SAW, beliau menikah dengan putri Rasul yang bernama Sayyidah
Ruqoyyah, setelah Sayyidah Ruqoyyah wafat, Rasulullah SAW menikahkan
dengan putrinya yang lain yang bernama sayyidah Umi Kulsum, tetapi
keduanya wafat ketika Rasul masih ada oleh karena itu beliau disebut
Dzunnurain ( kedua cahaya ).Ketika Umar bin Khattab ra mendekati ajalnya beliau memilih beberapa sahabat untuk menjadi Khalifah diantaranya : Usman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib ra, Thalhah bin Ubaidillah ra, Abdur Rahman bin Auf ra, Zubair bin Awwam ra, Sa’ad bin Abi Waqqas ra. Dan berhasil menunjuk Usman bin Affan ra sebagai Khalifah dengan persaingan ketat dengan Ali bin Abi Thalib ra[22].
- Masa pemerintahannya Usman bin affan ra.
Sistem pemerintahannya sama dengan pendahulunya yaitu pemerintahan syura tapi ada sedikit perbedaan dalam mengambil kebijakan dengan Umar bin Khattab ra, diparuh perjalanan selama 6 tahun penduduk merasa lebih enak dan Khalifah Usman bin Affan ra lebih lunak untuk mengambil keputusan, memang sifatnya beliau seperti itu lemah lembut.
Beliau juga menambah perluasan Masjid Nabawi besar-besaran dan juga mengadakan pembaruan dalam bangunan itu sesuai dengan dengan kecenderungan aspirasinya.
Dalam peperangan di Armenia dan di Azerbaijan terjadi perselisihan tentang bacaan Al-Qur’an dan mengutamakan bacaan mereka masing-masing, melihat perselisihan seperti itu Hudzaifah bin al-Yamani melaporkan kepada Khalifah Usman bin Affan ra, setelah mendengar laporan Hudzifah bin al-Yamani Khalifah Usman bin Affan ra beliau bermusyawarah, dan beliau berkata “ menurut hemat saya orang harus sepakat dengan hanya ada satu bacaan saja,[24] yang pada akhirnya kita kenal dengan mushaf Usman.
- Sebab terjadinya pemberontakan.
Disebutkan bahwa pengepungan itu berlangsung selama 40. Sekali-sekali Usman bin Affan ra mengingatkan kaum pemberontak itu akan bahaya fitnah dan menyebutkan beberapa ayat Al-Qur’an. Tetapi mereka tidak menghiraukannya.
- Wafatnya Khalifah Usman bin Affan ra.
- Kesimpulan Masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan ra.
- Beliau meneruskan perluasaan hingga sampai Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, bagian yang tersisa di Persia, Transoxania, dan Tabaristan.
- Beliau juga yang mengatur pembagian air ke kota, membangun bendungan supaya terhindar dari banjir, membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid, dan perluasan masjid Nabawi.[25]
- Dan menyatukan bacaan Al-Qur’an.
Bab 5
Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. ( 35 – 41 H / 655 – 661 M )
Beliau masuk Islam ketika masih kanak-kanak dan termasuk Assabiqunal
Awwalun, beliau sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW dengan
pernikahannya dengan Fathimah binti Rasulullah SAW. Sejak ditinggal oleh
ayahnya beliau di asuh oleh Rasul.Beliau juga yang menggantikan tempat tidur-Nya Rasul, ketika kafir Quraisy mengepung rumah Rasul untuk membunuh-Nya.
Beliau menjadi Khalifah setelah Usman Bin Affan ra wafat, selama lima hari berikutnya mereka tanpa pemimpin, oleh beberapa sahabat Ali bin Abi Thalib yang ditunjuk sebagai pengganti Usman bin Affan tetapi beliau menolak, tapi kenyataannya tidak ada orang lain selain beliau yang pantas yang menjadi khalifah daripada beliau. Di Madinah waktu itu masih kacau atas terbunuhnya Usman bin Affan ra oleh pemberontak, keadaan sangat eksplosif.[26] Akibatnya perpecahan akan bertambah parah, umat akan saling curiga dan akan berujung pada perang saudara, jalan tengahnya beliau menerima kenyataan. Atas pertimbangan itu akhirnya Ali pun setuju memikul tanggung jawab yang amat berat itu.
- Masa pemerintahannya Ali bin Abi Thalib ra.
- Perang Jamal.
Ada sekelompok munafiq yang mendengar bahwa peperangan tidak akan terjadi maka orang-orang munafiq tadi menyusupkan fitnah, supaya keduanya berperang, ketika ada desakan seperti itu pada akhirnya terjadilah peperangan, yang dimenangkan oleh Ali bin Abi Thalib ra.
Dinamakan perang Jamal karena Sayyidah Aisyah ra ketika peperangan melawan Ali bin Abi Thalib ra menunggangi Unta ( Jamal ).
- Perang Siffin.
Kalifah Ali bin Abi Thalib menyetujui dan dari keduanya saling mengutus utusan untuk berunding dari pihak Ali bin Abi Thalib ra adalah Abu Musa Asy’ari dan dari pihak Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra adalah Amr bin Ash ra yang dikenal dengan Tahkim[27]. Dan ini menemui kegagalan dan harapan menuju perdamaian.
- Wafatnya Khalifah Ali binAbi Thalib ra.
Karena kaum Khawarij sangat keras kalau memutuskan hukum, siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka sampai-sampai dikatakan kafir dan hukumannya harus dibunuh, oleh karena itu Khalifah Ali bin Abi Thalib ra dan pendukungnya, Mu’awiyah maupun pendukungnya, mereka ( Khawarij ) menganggap mereka orang-orang kafir. Sehingga mereka merencanakan untuk membunuh Khalifah dan Mu’awiyah ra.
Yang pertama Abdur-Rahman bin Muljam al-Himyari yang akan berangkat ke Kufah untuk membunuh Amirulmukminin Ali ra, yang kedua al-Burak atau al-Hajjaj bin Abdullah at-Tamimi dua nama yang masih rancu ke Syam untuk membunuh Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra, dan yang ketiga ke Mesir Amr bin Bakr Attamimi untuk membunuh Amr bin Ash ra. Tapi yang berhasil dibunuh hanya Amirulmukminin Ali ra oleh Abdur- Rahman bin Muljam al-Himyari dan beliau wafat pada 20 Ramadhan 41 H / 24 Januari 661 M.[29
- Kesimpulan masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib ra.
- Beliau ingin memulihkan situasi yang sedang tidak terkendali itu kembali seperti masa Khalifah Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra.
- Memecat gubernur lama yang dipilih oleh Usman bin Affan ra antara lain
- Abdullah bin Abbas ra untuk menggantikan Ya’la bin Mu’awiyah di Yaman.
- Usman bin Hunaif untuk menggantikan Abdullah bin Amir al-Hadrami di Bashrah.
- Umarah bin Syihab untuk Kufah, tapi penduduk Kufah menginginkan gubernurnya tetap yaitu Abu Musa Asy’ari dan langsung Abu Musa Asy’ari mengirimkan surat kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib ra untuk menyatakan bai’atnya dan bai’at rakyat Kufah.
- Sahl bin Hunaif untuk menggantikan Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra di Syam tetapi tidak berhasil.
Factor-faktor yang menyebabkan perluasaan itu begitu cepat antara lain adalah :[31]
- Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan Manusia dan Tuhan juga mementingkan pembentukan masyarakat.
- Islam agama yang menyuruh untuk berdakwah kepada yang lain.
- Waktu itu kerajaan Romawi dan Persia sudah mengalami kemunduran.
- Dan kerajaan itu memaksakan kepada rakyatnya untuk menganut agamanya dan mengambil pajak yang begitu tinggi. Ini beda dengan Islam, oleh sebab itu Islam cepat diterima.
- Islam masuk ke daerah-daerah dengan simpatik dan toleran dan tidak memaksa untuk mengubah agamanya.
- Dan bangsa Arab dianggap lebih dekat kepada mereka dibanding bangsa Eropa, bezantium, yang memerintah mereka. Dan mereka membantu Islam untuk perluasan.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar